photo's

Blog Saya

Jumat, 16 Mei 2014

2. Mendeskripsikan Pahlawan Nasional



2. Mendeskripsikan pahlawan Nasional





    Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh paling populer dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dia adalah komandan pertama dari militer, tokoh agama, pendidik, pemimpin Muhammadiyah dan pelopor perang gerilya di Indonesia. Jenderal Sudirman juga merupakan salah satu bintang lima jenderal di Indonesia selain Jenderal AH Nasution dan Jenderal Soeharto. Ia dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, pada tanggal 24 Januari 1916 dan meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada usia 34 tahun TBC dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di semaki Negara Kusuma, Yogyakarta .



    Jenderal Sudirman lahir dan dibesarkan di sebuah keluarga sederhana. Ayahnya, KARSID Kartowirodji, adalah seorang pekerja di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas, dan ibunya, Siyem, keturunan bermata merah Wedana Apex. Soedirman sejak umur 8 bulan diangkat sebagai anak oleh R. Tjokrosoenaryo, petugas kabupaten asisten Apex masih saudara dari Siyem. Jenderal Sudirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Kemudian ia melanjutkan ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah Surakarta tapi tidak sampai akhir. Sudirman juga aktif pada saat Pramuka Hizbul Wathan organisasi. Setelah itu ia menjadi guru di sekolahnya di Cilacap Muhammadiyah.
    Pengetahuan yang diperoleh dari militer Jepang melalui pendidikan. Setelah menyelesaikan pendidikannya di MAP, ia menjadi komandan batalyon di Kroya, Jawa Tengah. Kemudian ia menjadi komandan Divisi V / Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Panglima TKR). Sudirman dikenal memiliki sebuah perusahaan swasta pada prinsip dan keyakinan, dia selalu menempatkan kepentingan banyak orang dan bangsa di atas kepentingan pribadi, bahkan kepentingan kesehatannya sendiri. Kepribadiannya ditulis dalam sebuah buku oleh Tjokropranolo, pengawal selama gerilya, sebagai seseorang yang selalu konsisten dan konsisten dalam membela kepentingan tanah air, bangsa dan negara. Selama pendudukan Jepang, Sudirman menjadi anggota Dewan Pangan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Karesidenan Banyumas. Saat ini ia mendirikan koperasi untuk membantu orang-orang dari kelaparan.






    Setelah Perang Dunia II, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sukarno yang digunakan saat ini untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Sudirman dan pasukannya bertempur di Banyumas, Jawa Tengah melawan Jepang dan senjata ditangkap dan amunisi. Pada saat itu posisi Jepang masih kuat di Indonesia. MAP Soedirman mengorganisir batalyon ke dalam resimen berbasis di Banyumas, untuk menjadi tentara Republik Indonesia yang kemudian berperan besar dalam perang Revolusi Nasional Indonesia.
    Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V / Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR pada tanggal 12 November 1945, terpilih Soedirman TKR Komandan / Panglima Angkatan Bersenjata Indonesia. Kemudian ia mulai menderita TBC, tapi ia masih berada dalam perang gerilya melawan pasukan yang ingin menguasai Belanda NICA Indonesia setelah Jepang menyerah.

    Perang besar pertama adalah perang yang dipimpin Soedirman Palagan Ambarawa melawan NICA Inggris dan Belanda yang berlangsung dari bulan November sampai Desember 1945. Pada bulan Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman berperang melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember 1945, Sudirman melancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris Ambarawa. Pertempuran terkenal yang berlangsung selama lima hari berakhir dengan penarikan pasukan Inggris ke Semarang. Perang berakhir pada tanggal 16 Desember 1945. Setelah kemenangan di Sudirman Ambarawa Theater, pada tanggal 18 Desember 1945 ia diangkat sebagai General oleh Presiden Soekarno. Soedirman memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui akademi militer atau pendidikan tinggi lainnya, tapi karena prestasinya.
    Jenderal Sudirman masih terjun ke dalam pertempuran selama agresi militer Belanda kedua di ibukota Yogyakarta. Ketika ibukota dipindahkan ke Yogyakarta, Indonesia sebagai Jakarta telah menguasai Belanda.Soedirman memimpin pasukannya untuk membela Yogyakarta dari serangan Belanda pada tanggal 19 Desember 1948. Dalam oposisi, kondisi kesehatan Jenderal Sudirman itu dalam keadaan sangat lemah tuberkulosis ia menderita untuk waktu yang lama. Yogyakarta kemudian dikuasai oleh Belanda, meskipun Indonesia diperintah oleh tentara setelah Serangan Umum 1 Maret 1949. Pada saat itu, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta dan beberapa anggota kabinet juga ditangkap oleh tentara Belanda. Karena situasi genting, Soedirman kruk pergi dengan pasukannya dan kembali ke perang gerilya.
    Ia berpindah-pindah selama tujuh bulan dari satu hutan ke hutan lain, dan dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit hampir tanpa pengobatan dan perawatan medis. Rumah Soedirman dari gerilya karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan dia untuk memimpin Angkatan Bersenjata langsung. Setelah itu baru sosok Soedirman perencana di balik layar dalam kampanye gerilya melawan Belanda. Setelah penyerahan Belanda sebagai Amerika kepulauan Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar 1949 di Den Haag, Jenderal Sudirman kembali ke Jakarta dengan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada tanggal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman meninggal di Magelang, Jawa Tengah menderita penyakit TBC parah. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di semaki Negara Kusuma, Yogyakarta. Dia bernama Pembela pahlawan Kemerdekaan. Pada tahun 1997 ia dianugerahi anumerta kepada Mayor Jenderal peringkat bintang lima hanya dimiliki oleh beberapa jenderal di Indonesia sampai sekarang.










Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar