3.Mendeskripsikan Tokoh Wayang di Indonesia
RADEN
GATOTKACA
Raden Gatotkaca
Raden Gatotkaca adalah putera Raden Wrekudara yang kedua.
Ibunya seorang putri raksasa bernama Dewi Arimbi di Pringgandani. Waktu
dilahirkan Gatotkaca berupa raksasa, karena sangat saktinya tidak ada senjata
yang dapat memotong tali pusatnya. Kemudian tali pusat itu dapat juga dipotong
dengan senjata Karna yang bernama Kunta, tetapi sarung senjata itu masuk ke
dalam perut Gatotkaca, dan menambah lagi kesaktiannya.
Dengan kehendak dewa-dewa, bayi Gatotkaca itu dimasak
seperti bubur dan diisi dengan segala kesaktian; karena. itu Raden Gatotkaca
berurat kawat, bertulang besi, berdarah gala-gala, dapat terbang di awan dan
duduk di atas awan yang melintang. Kecepatan Gatotkaca pada waktu terbang di
awan bagai kilat dan liar bagai halilintar. Kesaktiannya dalam perang, dapat
mencabut leher. musuhnya dengan digunakan pada saat yang penting. Gatotkaca
diangkat jadi raja di Pringgadani dan ia disebut kesatria di Pringgadani,
karena pemerintahan negara dikuasai oleh keturunan dari pihak perempuan. Dalam
perang Baratayudha Gatotkaca tewas oleh senjata Kunta yang ditujukan kepada
Gatotkaca. Ketika Gatotkaca bersembunyi dalam awan. Gatotkaca jatuh dari
angkasa dan mengenai kereta kendaraan Karna hingga hancur lebur. Gatotkaca
beristerikan saudara misan, bernama Dewi Pregiwa, puteri Raden Arjuna.
Dalam riwayat, Gatotkaca mati masih sangat muda, hingga
sangat disesali oleh sekalian keluarganya.
Menurut kata dalang waktu Raden Gatotkaca akan mengawan,
diucapkan seperti berikut :
Tersebutlah, pakaian Raden Gatotkaca
yang juga disebut kesatria di Pringgadani: Berjamang mas bersinar-sinar tiga
susun, bersunting mas berbentuk bunga kenanga dikarangkan berupa surengpati.
(Surengpati berarti berani pada ajalnya. Sunting serupa ini juga dipakai untuk
seorang murid waktu menerima ilmu dari gurunya bagi ilmu kematian, untuk
lambang bah.wa orang yang menerima ilmu itu takkan takut pada kematiannya).
Bergelung (sanggul) bentuk supit urang tersangga oleh praba, berkancing sanggul
mas tua bentuk garuda membelakang dan bertali ulur-ulur bentuk naga terukir,
berpontoh nagaraja, bergelang kana (gelang empat segi). Berkain (kampuh) sutera
jingga, dibatik dengan lukisan seisi hutan, berikat-pinggang cindai hijau,
becelana cindai biru, berkeroncong suasa bentuk nagaraja, uncal diberi emas
anting.
Diceritakan, Raden Gatotkaca waktu akan berjalan ia
berterumpah Padakacarma, yang membuatnya dapat terbang tanpa sayap. Bersongkok
Basunanda, walaupun pada waktu panas terik takkan kena panas, bila hujan tak
kena air hujan. Diceritakan Raden Gatotkaca menyingsingkan kain bertaliwanda,
ialah kain itu dibelitkan pada badan bagian belakang Raden Gatotkaca segera
menepuk bahu dan menolakkan kakinya kebumi, terasa bumi itu mengeram di bawah
kakinya. Mengawanlah ia keangkasa.
Wayang itu diujudkan sebagai terbang, ialah dijalan kain,
dari kanan ke kiri, dibagian kelir atas beberapa kali lalu dicacakkan, ibarat
berhenti di atas awan, dan dalang bercerita pula, Tersebutlah Raden Gatotkaca
telah mengawan, setiba di angkasa terasa sebagai menginjak daratan, menyelam di
awan biru, mengisah awan di hadapannya dan tertutuplah oleh awan di
belakangnya, samar samar tertampak ia di pandangan orang. Sinar pakaian
Gatotkaca yang kena sinar matahari sebagai kilat memburunya. Maka berhentilah
kesatria Pringgadani di awan melintang, menghadap pada awan yang lain dengan
melihat ke kanan dan ke kiri. Setelah hening pemandangan Gatotkaca, turunlah ia
dari angkasa menuju ke bumi, Adipati Karna waktu perang Baratayudha berperang
tanding melawan Gatotkaca. Karna melepaskan senjata kunta Wijayadanu, kenalah
Gatotkaca dengan senjata itu pada pusatnya. Setelah Gatotkaca kena panah itu
jatuhlah Gatotkaca dari angkasa,, menjatuhi kereta kendaraan Karna, hingga
hancur lebur kereta
itu.
Tersebut dalam cerita, Raden Gatotkaca seorang kesatria yang
tak pernah bersolek, hanya berpakaian bersahaja, jauh dari pada wanita.
Tetapi setelah Gatotkaca melihat puteri Raden Arjuna, Dewi
Pregiwa, waktu diiring oleh Raden Angkawijaya, Raden Gatotkaca jatuh hati
lantaran melihat puteri itu berhias serba bersahaja. Berubah tingkah Raden.
Gatotkaca ini diketahui oleh ibunya (Dewi Arimbi) dengan sukacita dan menuruti
segala permintaan Raden Gatotkaca. Kemudian puteri ini diperisteri Raden
Gatotkaca.
BENTUK WAYANG
Gatotkaca bermata telengan (membelalak), hidung dempak,
berkumis dan beryanggut. Berjamang tiga susun, bersunting waderan, sanggul
kadal-menek, bergaruda membelakang, berpraba, berkalung ulur-ulur, bergelang,
berpontoh dan berkeroncong. Berkain kerajaan lengkap.
Gatotkaca berwanda 1 Guntur, 2 Kilat 3 Tatit. 4 Tatit sepuh,
5 Mega dan 6 Mendung.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar